Download versi cetak: 1406_KebaktianSore_2025-12-Okt
Panggilan Tuhan kepada Daud (5)
Pdt. Dr. Stephen Tong
*Ringkasan khotbah ini belum diperiksa pengkhotbah
Kita telah membahas setelah Daud melepaskan Saul, Saul mengaku salah. Tetapi apakah dia bertobat? Dia tidak bertobat! Kalau dia tidak bertobat, mengapa bisa mengaku salah? Karena masih ada yang disebut common grace. Anugerah umum diberikan Tuhan pada semua orang. Hati nurani tetap bekerja menegur kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Waktu kita ditegur hati nurani, kita bisa rasa salah, kita bisa mengaku salah, tetapi itu tidak menjadi sesuatu kestabilan yang sesungguhnya. Saya tanya, di dunia ini orang yang merokok apakah mereka selalu merasa rokok tidak baik? Mereka merasa rokok tidak baik. Setelah rasa tidak baik, apakah mereka melepaskan rokok? Susah membuang rokok. Saya tanya lagi, orang yang berjudi, apakah mereka merasa judi tidak benar? Sering mereka merasa judi tidak baik. Lalu apakah mereka melepaskan judi? Mereka tidak lepas judi. Inilah yang dicatat di surat Roma, kalimat Paulus, “Siapa bisa menolong aku lepas dari badan ini yang menunggu kematian? Aku sedang menuju kepada kematian. Siapa yang bisa melepaskan aku?” Sebenarnya di belakang kalimat itu ada satu hal yang menakutkan sampai hari ini.
Menurut hukum orang Romawi, kalau ada tentara yang berperang, tapi dia ketakutan mati, lalu dia melarikan diri, ketika tertangkap, maka dia akan di bawa ke pengadilan. Dan menurut hukum Romawi, hukumannya menakutkan. Bagaimanakah menghukum orang tentara yang melarikan diri dari kewajibannya? Mereka ditangkap, diikat di atas satu tiang. Lalu mereka ambil satu mayat, diikat bersama dengan dia. Cara ikatnya, dibuat berhadapan, mata menghadap mata, hidung menghadap hidung, mulut menghadap mulut. Satu yang hidup dan satu yang mati, keduanya diikat bersama. Yang hidup tidak bisa melarikan diri, harus mencium bau mayat. Kalau tidak tahanpun, hanya bisa teriak, tetapi tidak bisa lepas. Hari kedua, dari mayat itu keluar ulat-ulat dari dalam badannya. Lalu dari mulut mayat ulatnya masuk ke mulutmu. Ada juga binatang kecil-kecil dari mayat dari hidung keluar, masuk ke hidungmu. Waktu itu, engkau takut, engkau mau lari, engkau teriak, engkau sangat-sangat membenci mayat di depanmu, tetapi tidak ada cara meninggalkannya. Empat puluh tahun yang lalu, waktu saya mengetahui peristiwa seperti ini, saya pikirpun tidak bisa tidur. Coba bayangkan, mulut depan mulut orang mati. Mata depan mata orang mati. Hidung depan hidung orang mati. Lalu binatang keluar dari hidung itu masuk ke hidungmu. Engkau masih bisa hidup atau tidak? Waktu dosen saya mengajar tentang kitab Roma, dia mengatakan, itulah sebabnya Paulus menulis kalimat ini. Siapakah bisa menolong aku melepaskan diri dari mayat yang membawa saya kepada kematian itu? Engkau teriak, percuma. Engkau menangis suara keras, percuma. Karena mayat itu diikat bersama dengan engkau, tidak sampai 10 hari, engkau sendiri menjadi mayat. Kalau kita mengerti setiap ayat dari Alkitab, kita baru tahu firman Tuhan begitu dalam mengajar kita bahwa kita tidak berdaya melepaskan sifat kita yang membawa kepada kematian.
Sekarang kembali kepada Saul. Saul berkata aku salah, aku berdosa, hei anakku Daud, engkau begitu baik sama saya. Apakah berarti dia sungguh-sungguh bertobat? Daud memakai cinta kasih, membalas kebencian dari Saul yang iri kepada dia. Daud membalas kejahatan dengan kebajikan. Engkau membenci saya, saya mencintaimu. Engkau membunuh saya, saya mengampunimu. Engkau mau ambil nyawa saya, saya cuma potong sebagian dari jubahmmu waktu engkau buang air di dalam gua. Waktu Saul melihat Daud di gunung, di tempat yang jauh, mengambil sebagian dari pakaian yang sudah dipotong itu, oh Daud, Daud, engkau anakku, aku berdosa, aku membunuh engkau, engkau masih mencintai aku. Orang kalau sudah menyesal, orang kalau sudah mengaku dosa, sudah menangis, kita terharu. Lalu kamu bilang, dia pasti sudah bertobat, sudah selesai? Saya kasih tahu, tidak!
Ada orang yang pinjam uang dari pinjol (pinjaman online), tidak menyesal dan tidak bertobat. Akhirnya sudah tidak bisa bayar, dikejar-kejar. Kadang-kadang kita sadar ada orang mengerti dia telah bersalah kepada hati nuraninya, tetapi sifat kedagingan manusia meski tahu bersalah, sulit lepas dari dosa.
Saya percaya inilah kasusnya Saul. Saul pernah mau bertobat, tetapi dia pikir lagi, kalau saya membiarkan Daud tetap hidup, pasti dia jadi raja, saya akan diusir turun dari takhta. Maka dia akhirnya pikir-pikir dan berniat membunuh lagi. Tidak boleh mengampuni, karena ini ancaman. Dari mana tahu Daud menjadi ancaman bagi Saul? Satu-satunya sebab, Tuhan Allah pilih Daud mengganti dia dan dia tidak bisa terima. Di dalam kasus ini, Saul mempunyai dosa yang sudah berani mengganggu kedaulatan Allah. Seolah-olah dosa yang paling berat, yang Tuhan tidak mau mengampuni dia. Dia seperti berkata, Tuhan, Engkau tidak layak jadi Tuhan. Mengapa Engkau mengatur Daud lebih hebat dari saya, membuat saya dipermalukan? Engkau tidak boleh menjadi Allah, Engkau tidak boleh memberkati Daud lebih dari memberkati saya. Kalau manusia sudah jatuh di dalam dosa, berani mengganggu kedaulatan Allah, ini sulit diampuni lagi. Maka Alkitab mengatakan, dia tetap mengejar Daud di padang belantara, supaya setelah menemukan dan membunuh Daud, dia tenang hatinya.
Saya di dalam 2 bulan ini terus pikir mengapa akhirnya Tuhan harus membuang Saul. Bulan lalu saya khotbah di pusat mengapa Allah membuang Saul. Apakah akibatnya kalau manusia dibuang oleh Tuhan? Masih adakah kemungkinan dipulihkan kembali, diberi kesempatan bertobat, dijadikan seperti sebelum berbuat dosa yang besar itu? Jawaban saya, hampir tidak ada. Apakah Tuhan memberikan kesempatan supaya Yudas bertobat, meninggalkan dosa, mencuri uang daripada Tuhan? No! Apakah Tuhan memberi kesempatan kepada Ananias dan Safira yang curi uang dari rasul-rasul, sehingga mereka bisa diselamatkan kembali? Tidak! Tuhan kasih kesempatan mati, bukan kesempatan bertobat. Ajaran di dalam Kitab Suci yang lebih menakutkan daripada semua kitab agama Buddha, Hindu, Islam dan yang lainnya. Orang-orang Kristen jangan kira Allah itu murah, Allah itu Kasih, lalu kita boleh main-main. Kita tidak boleh melakukan itu. Allah tidak pernah membela umat Israel. Allah tidak pernah mengampuni orang yang tidak mau bertobat dan hanya main-main di hadapan Tuhan. Tadi pagi saya berkhotbah, Allah tidak membela anak-Nya, Allah tidak membela family-Nya, Allah tidak membela orang Israel, Allah hanya membela kebenaran, membela keadilan, membela kesucian. Itu sebab, kalau anak-anak Tuhan melanggar kesucian, keadilan, Tuhan biarkan mereka dihancurkan oleh musuh dari bangsanya sendiri. Kebenaran, keadilan dan kesucian, itu yang dipelihara oleh Tuhan Allah. Kalau anak-anak-Nya melanggar kesucian, keadilan, kebenaran, keadilan dan kesucian-Nya, Allah mengatakan biarlah engkau dihabisi oleh musuhmu, Aku tidak membela kamu. Setelah berbulan-bulan lewat, Saul kembali dirasuk oleh setan yang suruh dia iri, benci dan membunuh Daud. Karena dia mempunyai kuasa sebagai raja, dia mempunyai tentara boleh disuruh oleh dia, dia boleh memakai uang negara untuk membiayai dosa dan perbuatan jahat dia. Dia kumpulkan ratusan orang untuk pergi lagi mencari Daud. Daud begitu kasihan, dia sudah mengampuni, dikejar, sudah mengampuni, dikejar, mengampuni lagi, dikejar lagi, dia melarikan diri di padang belantara supaya tidak dibunuh.
Alkitab mengatakan satu kali, Saul datang tertidur tepat di dekat di mana Daud berada. Maka Daud berkata kepada perwiranya, mari melewati tempat Saul. Mari kita curi pisaunya, mari kita curi tempat minumnya, lalu kita pergi jauh. Waktu mereka datang, melihat senjata Saul di pinggir tapi dia tidur, dia tidak bisa menjaga dan dia tidak tahu Daud sudah dekat. Mereka diam-diam mengambil pisaunya Saul. Mereka diam-diam mencuri minuman air di pinggir yang tidur di situ. Mereka cepat-cepat berjalan sampai di tempat jauh lalu mereka teriak, “Saul, Saul! Di manakah pisaumu? Di manakah tempat minummu?” Coba lihatkah, apakah pisaumu masih di sebelahmu? Tempat engkau minum masih ada di pinggirmu? Saul bangun, buka mata melihat dia sudah tidak ada senjata, sudah tidak ada tempat minum. Dia baru sadar, ada orang lewat, ada orang curi barang yang begitu penting yang bisa menjaga hidupnya. Lalu Saul mendengar, ini suara siapa? Kenapa teriak-teriak keras seperti ini? Waktu dia mulai bangun, dia sadar, ini suara Daud. Apa artinya? Berarti Daud sudah ambil pisauku, Daud sudah curi minumanku, berarti tadi di sini ada Daud dan saya tidak sadar. Bagi Saul, mau menemukan Daud dan mau membunuh Daud, susah sekali. Sebaliknya, Daud kalau membunuh Saul, terlalu mudah. Saul buang air di depan gua, kalau mau tusuk dari belakang, sudah mati. Saul tidur, pisaunya ditinggal, diambil pun dia tidak sadar. Kalau hati Daud tidak baik, kalau jiwa dendam Daud mau membunuh Saul, tak usah repot-repot, begitu ambil pisau, langsung tusuk, dia langsung mati di situ. Tetapi Daud adalah seorang agung, seorang jiwa besar, seorang yang dekat sama Tuhan. Dia curi pisau tapi tidak membunuh Saul. Dia curi air, tidak membangunkan Saul. Sampai di tempat yang jauh, baru teriak Saul, Saul! Di manakah pisaumu? Di manakah tempat minumanmu? Bangunlah, kenapa engkau tertidur. Orang yang mau membunuh orang lain, pisaunya dicuri masih tidak sadar. Bukankah ini suatu lelucon yang paling besar? Saya mau bunuh kamu, kamu curi pisau saya dan saya tidak sadar. Hati nurani mulai bicara sama dia, engkau begitu jahat terhadap Daud, tapi Daud begitu baik terhadap kamu, kamu manusia apakah? Dia sadar, dia menangis, dia sadar, dia sedih, dia berkata, Daud, Daud, anakku, kamu terlalu baik terhadap saya. Saya terlalu jahat, terlalu membenci engkau, oh Daud, Daud, Tuhan melihat engkau dan aku sadar saya jahat. Kali ini dia bertobatkah? Tetap tidak. Saudara-saudara, kalau engkau berdosa, diberi kesadaran, engkau berdosa, diberi kesadaran lagi, engkau berdosa lagi, satu hari, Tuhan tidak lagi memberikan kesadaran. Tuhan biarkan engkau mengeraskan hati, berbuat jahat, sampai setuntas-tuntasnya.
Alkitab mengatakan 3 kalimat: Tuhan tidak lagi bicara sama Saul, Tuhan tidak lagi memberikan mimpi kepada Saul, waktu dia datang ke Bait Allah, Urim dan Tumim tidak lagi memberikan petunjuk. Tuhan juga tidak lagi kirim nabi bicara padanya, apakah yang harus diperbuat olehnya sebagai raja Israel, supaya diperkenan oleh Tuhan. No sending any prophets, no giving him any dreams, no indication what you should do. Ini tiga kalimat menunjukkan Tuhan mulai meninggalkan Saul. Apa artinya ini? Saul menjadi orang tersendiri, tidak ada persekutuan sama orang lain. Dengar kalimat di bawah ini: gereja adalah tempat beribadah kepada Tuhan. Gereja adalah tempat mendengar firman Tuhan melalui tafsiran Kitab Suci dari hamba-hamba Tuhan. Gereja adalah tempat utarakan kebutuhan kita berdoa kepada Tuhan. Gereja adalah tempat orang Kristen demi cinta kasih memberitakan Injil kepada sesama manusia. Selain semua fungsi itu, gereja adalah tempat kita mencetuskan kesulitan hati kita, bersekutu dengan anak-anak Tuhan. The church is a place of fellowship. The place you can share your bitterness, your experience, your difficulties with your spiritual brothers. Inilah fungsi gereja. Beda dengan orang agama lain, orang Kristen adalah anak-anak Tuhan yang saling menanggung kesulitan, saling membicarakan kesulitan, kegagalan, beban hati kita. Itu sebab, jikalau di gereja, engkau hanya menyendiri, tidak pernah bersekutu sama orang lain, yang rugi bukan orang lain, tetapi kamu sendiri. Ada orang menikah, banyak orang datang, semua anggota koor hadir, karena dia biasanya baik sama semua anggota koor. Sama-sama anggota GRII, ada yang menikah tidak ada orang datang, kecuali keluarga dia berapa orang datang ke gereja. Lalu ditanya mengapa demikian? Karena ada orang sering bersekutu sama orang lain. Jadi orang jangan sombong, tidak mau peduli. Hanya mau menyendiri, jabat tanganpun tidak mau, menyapa pun tidak mau, bersekutu juga tidak mau.
Saya menikah umur 31, hari itu yang datang 1200, gereja paling banyak bisa duduk 800. Empat ratus orang tidak bisa masuk. Karena saya kaya? Tidak. Karena saya hebat? Tidak. Karena saya titelnya tinggi? Saya hanya seorang hamba Tuhan yang miskin, yang biasa, yang tidak nonjol sama sekali. Tapi waktu itu, saya rajin melayani Tuhan. Saya rajin melayani sekolah minggu. Saya rajin berkhotbah kepada pemuda. Saya rajin ikut kebaktian doa. Saya sering bergaul dengan pemuda-pemudi di dalam persekutuan. Waktu saya nikah, saya tidak sadar, saya siapkan kitab suci untuk menjadi hadiah kepada orang yang datang, akhirnya tidak cukup. Saya beli satu persatu pakai uang sendiri, lalu ada tanda tangan saya dan istri saya. Persekutuan itu penting.
Ada orang kaya yang sombong sekali, hanya membanggakan kekayaannya. Tapi waktu dia mati yang datang cuma 50 orang. Padahal waktu itu gereja ada lebih dari 800 anggota. Mereka tidak peduli dia. Waktu dia hidup, dia tidak peduli orang lain. Kebiasaan dan satu kebudayaan orang Tionghoa, waktu nikah semua bantu engkau. Semua kasih uang kepada engkau. Sehingga kalau engkau nikah tidak usah takut uangmu kurang. Kalau engkau menyendiri, engkau tidak peduli orang lain, nanti ada pembalasan waktu engkau nikah, waktu engkau mati, engkau menjadi orang tersendiri.
Saya akan simpulkan khotbah sore ini. Waktu Saul menjadi raja, ribuan orang meriah, ribuan orang memuji, ribuan orang bersuka cita karena dia jadi raja. Waktu Saul menjadi tua, semua meninggalkan dia. Nabi tidak tahu dia. Tuhan tidak beri tahu apa kepada dia. Dia juga tidak dihargai oleh siapa-siapa. Menjadi orang paling tersendiri. Jangan menjadi manusia dibuang oleh Tuhan, juga dibuang oleh sesamamu. Itulah orang paling kasihan. Karena dia benci Daud, dia iri orang lain, dia ingin membunuh kawannya sendiri, akhirnya Tuhan meninggalkan dia, tetangganya meninggalkan dia, Israel meninggalkan dia. Waktu dia mau mati, dia sudah rasa terlalu sepi, tidak ada lagi teman yang baik, tidak ada lagi orang bersekutu dengan dia. Lain kali saya datang, saya akan bahas the last days of Saul. Dia tersendiri, dan dia tahu, Samuel juga sudah mati. Kalau Samuel pun sudah mati, siapa bisa bicara sama dia? Dia berdoa, Tuhan, kata-katalah sesuatu kepadaku. The heaven keep silent. No answer to his prayer. Mengapa Tuhan tidak mau bicara? Mengapa Tuhan meninggalkan aku? He became very lonely, no fellowship. No co-
understanding, no friends, no neighbors, no one want to talk to him.
Alkitab mengatakan, kalau engkau mengenal seseorang, lihatlah hari terakhir orang itu bagaimana. Kiranya Tuhan memberkati kita, jadikan kita seumur hidup mengerti bagaimana bergaul. Khusus orang Kristen, belajar hidup bersekutu, bagaimana berelasi dan menghadapi orang-orang Kristen yang lain. Tuhan Yesus berkata, jikalau engkau berbuat tindakan yang baik kepada anak-Ku yang paling kecil, engkau sedang melakukan kepada diri-Ku sendiri. Are you good to your brothers? Are you good to your neighbors? Are you good to your fellow Christians in the fellowship and in the church? Hari terakhir akan menyaksikan apa hidupmu. Kiranya Tuhan memberkati kita, memberikan semua pengajaran yang penting kepada kita. Sehingga kita tidak menyendiri, kita tidak egois. The man who follows Jesus, the man who denied himself, and a man who bears the cross, follow Jesus every day. Kiranya Tuhan memberkati kita masing-masing. Mari kita berdoa.